Menebas Kepala PKS

Tahun 2013 merupakan tahun politik. Tahun di mana partai politik pascapenetapan KPU, berlomba-lomba mengambil simpati rakyat. Di lain sisi kader partai tentunya lebih sibuk mengumpulkan “pundi-pundi” menuju suksesi Pemilu 2014.

Logistik pemilu menjadi penentu bagi kemenangan peserta Pemilu 2014. Apalagi partai politik yang lolos seleksi didominasi partai politik di senayan saat ini. Maka sudah dapat diprediksi praktik menggarong uang negara akan meningkat drastis, guna membeli suara pemilih ditengah merosoknya citra partai.

Suap Impor Daging

Sumber: kompasiana.com

Sumber: kompasiana.com

Prediksi “banjir” korupsi 2013 terjawab sudah. KPK jilid III di awal tahun ini kembali memperlihatkan gebrakan. Tak tanggung-tanggung pimpinan KPK langsung “menembak” ketua partai. Rabu (30/1/2013), lembaga anti rasuah menetapkan anggota DPR sekaligus Presiden Partai Keadilan Sejahtera. Luthfi Hasan Ishaaq sebagai tersangka kasus suap impor daging sapi.

Selaku penyelenggara negara tersangka diduga melanggar Pasal 12 huruf a atau b atau Pasal 5 ayat 1 atau Pasal 11 UU Nomor 31 Tahun 1999 jo UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo Pasal 55 ayat 1 ke- 1 KUHP.

Juru bicara KPK Johan Budi dalam konfrensi pers di gedung KPK, menegaskan penetapan Presiden PKS sebagai tersangka berawal dari operasi tangkap tangan terhadap empat orang di Hotel Le Meredien dan Kantor PT Indoguna Utama. Masing-masing bernama Juard Effendi, Arya Abdi Effendi, Ahmad Fathanah, dan Maharani. Bersamaan dengan itu KPK menyita barang bukti berupa uang Rp 1 Miliar dalam dua kantong kresek.

Penetapan Presiden PKS sebagai tersangka memiliki “bobot” tersendiri. Selain sebagai partai bernafaskan nilai-nilai Islam. Partai ini juga pada Pemilu Legislatif 2009 sukses meraih simpati rakyat, lewat jargon “Bersama PKS Menuju Parlemen Bersih, dan PKS: Bersih, Peduli, Profesional”. Di mana kata “Bersih” merujuk kapada partai politik yang komitmen terhadap pemberantasan KKN.

Di lain sisi penetapan Luthfi Hasan Ishaaq menambah daftar panjang kader partai politik terseret kasus korupsi. Tidak dipungkiri partai politik “berhasil” menciptakan regenerasi koruptor di tanah air. Partai politik bukan lagi menciptakan kaum-kaum negarawan. Walhasil kondisi ini memperlihatkan eksistensi partai dalam pusaran korupsi.

Hampir setiap hari, media cetak maupun elektronik memberitakan kader-kader partai “pesakitan” karena terlibat kasus korupsi. Praktik korupsinya pun sangat menyita perhatian publik. Mulai dari kasus mafia anggaran di DPR, kasus suap wisma atlet, Proyek Hambalang, dan kasus pengadaan Al Quran.

Hal ini sejalan dengan sejumlah catatan praktik korupsi di tanah air. Pertama, rilis Sekretaris Kabinet Dipo Alam (28/9/2012) mengungkapkan sepanjang oktober 2004- September 2012 ada 176 permohonan izin pemeriksaan kepala daerah yang dilkukan penegak hukum kepada Presiden SBY. Dari jumlah itu, 79% merupakan kasus korupsi dan sisanya kasus pidana lain. Sebanyak 64 orang (36,36%) adalah kader Partai Golkar, 32 orang (18,18%) kader PDI Perjuangan, 20 orang (11,36%) kader Partai Demokrat, 17 orang (9,65%) kader PPP, 9 orang (5,11%) kader PKB, 7 orang (3,97%) kader PAN, 4 orang (2,27%) kader PKS, dan sejumlah partai lain masing-masing 1 orang.

Kedua, Indonesia Corruption Watch (2012) mencatat ada 52 kader partai politik yang terjerat kasus korupsi. Dari jumlah tersebut kader partai Golkar menempati urutan pertama dengan 14 kader. Posisi kedua partai Demokrat 10 kader, PAN serta PDI Perjuangan masing-masing 8 kader, partai Gerindera 3 kader, PPP dan PKS dengan 2 kader. Sedangkan 1 kader (Ketua DPRD Fak-fak) tidak teridentifikasi.

Lebih jauh peneliti ICW Apung menegaskan 52 kader partai politik tersebut. Sebanyak 25 dari kalangan atau mantan DPR/DPRD, 24 dari kepala daerah, 2 pengurus partai dan 1 Menteri aktif.

Tentu ini memperlihatkan tidak jalannya proses kaderisasi internal partai politik.  Sehingga partai tidak menjalankan fungsi pendidikan politik dengan baik. Partai hanya sebatas “kuda tunggangan” memperoleh kekuasaan. Bila anda berduit maka bisa menaiki. Lahirlah istilah “mahar politik” atau “uang buka pintu” bagi calon anggota legislatif dan kepala daerah.

Pertanyaan kemudian, bagaimana menciptakan kader bersih? Di tengah-tengah pertarungan parpol korup menuju pemilu legislatif 2014.

Perbaikan Rekrutmen

Tumpah_ ruah korupsi kader partai tidak terlepas dari sistem rekrutmen partai politik itu sendiri. Meski tidak bisa dipungkiri, setiap warga negara memiliki hak politik (political of right). Hak untuk dipilih dan memilih serta berserikat yang dijamin konstitusi negara.

Akan tetapi, bila partai politik ingin memiliki kader bersih ke depan. Maka harus ada formulasi/ perbaikan sistem rekrutmen internal kader partai. Apalagi tahun ini partai politik sementara perekrutan calon anggota legislatif. Sehingga hal tersebut dapat terwujud dengan beberapa langkah-langkah. Pertama, memilih calon legislatif berdasarkan popularitas dan memperhatikan track record caleg. Kedua, tidak mengusung “kembali” anggota legislatif yang terindikasi praktik korupsi.

Ketiga, daftar nama-nama calon legislatif yang sudah lolos penjaringan di internal partai diumumkan ke masyarakat melalui media cetak atau elektronik. Pengumuman ini bertujuan melihat respon masyarakat terhadap caleg, serta pengurus partai bisa mendapatkan masukan tentang “kebersihan” calegnya.

Terlepas dari langkah-langkah ini, kembali kita harus mempertanyakan komitmen partai politik membersihkan “diri” dari noda korupsi. Apalagi selama tahapan penjaringan caleg, sejauh ini tidak memperlihatkan jaminan ke arah perbaikan. Maka kita pun harus pesimis pemilu legislatif 2014 bersih dari money politik. Berujung lahirnya anggota legislatif korup.

*****Salam antikorupsi

        

 

 

 

Jupri, S.H

Lahir di Jeneponto (Sulsel) dari keluarga sederhana. sementara aktif mengajar di Fakultas Hukum Universitas Ichsan Gorontalo. selain memberi kuliah untuk mahasiswa fakultas hukum juga aktif menulis di www.negarahukum.com dan koran lokal seperti Fajar Pos (Makassar, Sulsel), Gorontalo Post dan Manado Post..Motto Manusia bisa mati, tetapi pemikiran akan selalu hidup..

You may also like...